TRENGGALEK – Polsek Durenan Polres Trenggalek membuat inovasi alat pemadam kebakaran mini. Alat pemadam kebakaran mini ini berfungsi untuk menjangkau titik-titik kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tidak dapat dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran (Damkar).

Kapolres Trenggalek, AKBP Gathut Bowo Supriyono mengatakan pada musim kemarau ini Karhutla berulangkali terjadi di wilayah Kabupaten Trenggalek.

Celakanya, Karhutla tersebut terjadi di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran terutama jika di ketinggian hutan dengan akses jalan yang minim.

Selain itu, material yang terbakar lebih banyak ilalang dan rumput kering sehingga cepat menyebar.

“Pemadam kebakaran mini ini cukup efektif untuk digunakan memadamkan api. Sudah dipraktikkan dan terbukti bisa memadamkan api dengan cepat,” ucap AKBP Gathut, Selasa (14/11/2023).

AKBP Gathut Bowo menjelaskan, pemadam kebakaran mini ini menggunakan sepeda motor Bhabinkamtibmas dan alat semprot padi yang dimodifikasi sedemikian rupa menjadi alat pemadam kebakaran.

Namun dalam praktiknya sering kali kehabisan air, sementara area yang harus dipadamkan masih cukup luas.

Berangkat dari situ Polsek Durenan menggunakan kendaraan patroli sebagai water supply berkapasitas 1.000 liter.

“Sehingga ada tiga perangkat yang dibawa, yang pertama alat semprot manual yang dibawa oleh anggota, yang kedua alat penyemprot menggunakan sepeda motor dan yang ketiga water supply,” lanjutnya.

Untuk alat pemadam kebakaran yang dibawa oleh anggota membawa dua jeriken yang ditempatkan di sisi kanan dan kiri serta dilengkapi jet pump yang dihubungkan dengan selang panjang.

“Dengan demikian dapat digunakan untuk memadamkan api dengan jangkauan semprotan yang lebih luas. Tinggal tarik selang langsung semprot,” tambah AKBP Gathut.

Jika air habis, petugas tinggal mengisi kembali melalui kendaraan water supply yang sudah siap di lokasi terdekat.

“Harapannya perangkat pemadam kebakaran ini dapat diimplementasikan oleh Polsek jajaran lainnya, sehingga dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di masing-masing wilayah dapat lebih cepat dan tidak meluas,” pungkasnya. (*)