Kota Blitar – Tim STIK Lemdiklat Polri melakukan penelitian atas keteladanan Komjen Pol. M. Yasin sebagai pahlawan nasional dalam penguatan etika dan kultur SDM Polri bertempat di gedung Patriatama Mapolres Bitar Kota, Kamis, (7/03/2024).

Tim STIK Lemdikat Polri yang dipimpin oleh Kombes Pol Dr. Arnapi, S.H., M.Hum. sebagai Ketua tim bersama anggota tim Kombes Pol Yustinus Setyo I., S.H., S.I.K, Kombes Pol Faizal, S.H., S.I.K., M.H., Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Pembina TK. I Dr. Vita Mayastrinasari, S.E., M.Si., dan Pembina Dr. Benyamin Lufpi, S.S., M.Hum.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setiyo P.S S.H S.I.K. beserta sejumlah PJU, 8 anggota Polda Jatim, personil Polres Blitar Kota, Polres Blitar, Polres Tulungagung, dan Perwakilan Toga, Tomas dari Blitar dan Tulungagung.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunjungi tempat bersejarah, wawancara dan tanya jawab dengan para saksi sejarah di wilayah Kota Blitar dan sekitarnya.

Salah satu tempat bersejarah perjuangan M Yasin di wilayah Hukum Polres Blitar Kota yang dijadikan markas pasukan Mobrig Jatim ada di Bendorejo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.

“Tempat itu dulumya adalah pabrik jaman Belanda yang memproduksi tepung tapioka di Desa Bendorejo Ponggok Kab Blitar yang menjadi satu lokasi yang dijadikan markas pasukan Mobrig Jatim pimpinan M Yasin pada saat mempertahankan Agresi Militer Belanda,” kata Kapolres Blitar Kota AKBP Danang.

AKBP Danang mengatakan dengan keteladanan dari Komjen M. Yasin kita bisa belajar banyak tentang nilai-nilai kepahlawanan dan dedikasi yang beliau tunjukkan selama hidupnya.

Kapolres juga mengajak seluruh peserta untuk tetap menjaga semangat kebersamaan dalam mengikuti kegiatan penelitian dalam rangka penguatan etika dan kultur SDM Polri menjadi lebih baik lagi.

Dalam penelitian ini dilaksanakan juga sosialisasi penayangan video singkat yang mengisahkan tentang perjalanan hidup dan perjuangan M. Yasin, seorang pejuang yang lahir di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara pada 9 Juni 1920.

Dalam perjalanannya kemudian M. Yasin kemudian disekolahkan di Makassar oleh pamannya dan menjadi seorang polisi, meskipun cita-citanya sebenarnya ingin menjadi penerbang.

M. Yasin menunjukkan kecemerlangannya dalam kepolisian, baik pada masa pendudukan Belanda, Jepang, maupun setelah kemerdekaan. Pada 5 November 2015, M. Yasin dianugerahi gelar pahlawan nasional sebagai polisi pertama dalam sejarah Republik Indonesia yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

M. Yasin juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Dia menjadi komandan tokoh BPUPKI di Surabaya, yang merupakan satu kesatuan politik yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang.

M. Yasin juga terlibat dalam pertempuran di Surabaya setelah proklamasi kemerdekaan, yang memelopori kesadaran akan kemampuan diri sendiri dan identitas bangsa serta membangkitkan militansi pemuda-pemuda di Surabaya.

Pada tahun 1945, Inspektur Polisi M Yasin, yang merupakan Komandan Tokubetsu Keisatsutai (Polisi Istimewa) Surabaya, menyatakan bahwa Tokubetsu Keisatsutai Surabaya menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia dan segera melakukan tindakan-tindakan untuk mempertahankan kemerdekaan RI.

Sosok kelahiran Sulawesi ini menunjukkan semangat juang dan prestasi cemerlang ketika menjalan- kan tugas dari Kapolri Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo untuk membentuk Brigade Mobil.

Saat itu, 1946, Muhammad Yasin menjabat Kepala Kepolisian di Karesidenan Malang. Kesatuan yang diresmikan pada 14 November 1946 di Purwokerto ini sejak awal berdirinya berjasa mengatasi ancaman keamanan dan ketertiban seperti pada peristiwa Agresi Militer Belanda dan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, serta peng- amanan jalan di wilayah Jawa Barat dari ancaman gerombolan DI/TII .