Sosok polisi yang satu ini mungkin berbeda dengan polisi lainnya di Indonesia. Dialah Aipda Jauhari Fitriantok (39), yang bertugas sebagai anggota Kepolisian Sektor Ponggok, Polres Blitar Kota .
Di saat pandemi covit 19 ini terjadi selain rutinitas sehari hari dalam kegiatan melayani masyarakat sebagai anggota Polri, Aipda Jauhari juga fokus dalam mengolah lahan pertanian bersama warga di desa Kawedusan Kec. Ponggok.
Bagi Aipda Jauhari, memilih menjadi petani adalah salah satu cara untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat di wilayah tempat ia bertugas khususnya para petani. Selain itu, sebelum bergabung menjadi anggota Korps Bhayangkara, Aipda Jauhari sudah tahu banyak tentang cara bertani yang baik dan benar, sebab pada waktu duduk di bangku SMA, di tanah kelahirannya di Dsn Jagoan Ds. Ponggok Kec. Ponggok,Kab. Blitar , ia sudah tergabung dalam kelompok tani bersama warga setempat.
Kepada Proklamator News Kamis siang , Aipda Jauhari mengaku mulai merintis usaha pertanian sejak tahun 2010 lalu, dengan menanam beberapa jenis tanaman jenis rempah rempah terutama Kapulogo, Lengkuas, Porang dan lain lain.di lahan sewaan milik warga setempat seluas 60 meter kali 40 meter persegi.
“Awalnya saya sewa tanah milik warga di tempat yang namanya got hitam. Harga sewa per tahunnya Rp 600.000. Di lahan itu saya mulai tanam kapulaga 500 batang, lengkuas 500 batang dan juga jahe. Setelah panen dan saya pasarkan, alhamdulillah saya memperoleh keuntungan hingga puluhan juta rupiah,” kata Aipda Jauhari.
Aipda Jauhari (39) yang merupakan Bhabinkamtibmas Desa Kawedusan Ponggok tersebut sedang berada di lahan penanaman Kapulaga bersama warga yang menjadi anggota kelompoknya
Dengan keuntungan panen yang lumayan besar itu setiap 6 bulan masa panennya, rupanya Aipda Sukmawati tak ingin menikmati hasilnya sendiri, sehingga dengan jabatannya di institusi tempat ia bekerja sebagai Kepala Unit Bimbingan Masyarakat, pun mulai melakukan sosialisasi dan testimoni kepada masyarakat sekitar, tentang keuntungan banyak, jika mengolah lahan pertanian dengan baik dan benar.
Aipda Jauhari akhirnya membentuk kelompok tani di daerah Kawedusan, dengan jumlah anggotanya saat ini yakni 35 orang.
“Awal mulanya berangkat dari keprihatinan saya terhadap masyarakat yang ada di wilayah hukum polsek Ponggok, yang mana memiliki sumber daya alam berupa tanah yang sangat subur, namun masyarakat di sini tidak mampu untuk mengolah lahan itu, bahkan sejumlah barang kebutuhan pokok yang sebenarnya bisa dihasilkan di sini, malah sebaliknya didatangkan dari luar daerah seperti dari Bandung, maupun Surabaya,” kata Jauhari.
“Saya kemudian mencoba untuk menanam tanaman jenis rempah rempah ini dan dari kegiatan saya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga saya coba membagikan pengetahuan saya itu kepada masyarakat sekitar. Saya lalu mencoba mengumpulkan dan membentuk kelompok tani dengan melakukan sharing dan komunikasi lanjutan hampir setiap bulannya, dan saya mengajak para petani untuk mengolah pertanian ini,” sambungnya.
Dia mengaku, dengan fungsi dan jabatannya untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat, jelas bernilai ganda bagi institusinya. Kini dengan dibentuknya kelompok tani ini, dia bersama masyarakat bisa menikmati hasil yang positif baik secara ekonomi maupun hubungan sosial
“Ini artinya komunikasi antara polisi dan masyarakat terjalin dan tujuan saya yakni menciptakan polisi ini dicintai oleh masyarakat dengan melakukan pembinaan dengan hal positif seperti yang saya lakukan ini. Jadi ini merupakan pintu gerbang kita membuka komunikasi dengan masyarakat, sambil kita menyosialisasikan tentang ketertiban Pungkasnya.
JALIN KOMUNIKASI DENGAN JEMAAT, POLSEK PONGGOK RUTINKAN GIAT MINGGU KASIH
Melalui Minggu Kasih Polsek Sukorejo dengarkan Uneg Uneg dari Jemaat Gereja Santa Maria
Minggu Kasih Polsek Sanankulon Ajak Warga Untuk Jaga Situasi Kondusif Jelang Pilkada
Antisipasi Balap Liar pada Malam Minggu Polsek Sukorejo Tingkatkan Patroli Blue Light